Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar pada dunia pendidikan. Guru tidak lagi cukup hanya menguasai pengetahuan dan metode konvensional, tetapi juga perlu mampu beradaptasi dengan inovasi teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dan efektif. Dalam konteks ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memiliki peran penting dalam mendorong terwujudnya guru yang berkualitas, modern, dan siap menghadapi tantangan era digital. Melalui sinergi berbagai program, kebijakan, dan kerja sama strategis, PGRI berupaya memastikan bahwa guru Indonesia tidak tertinggal dalam arus transformasi pendidikan global.
1. Penguatan Kompetensi Digital Guru
PGRI menyadari bahwa kompetensi digital merupakan kemampuan yang wajib dimiliki guru di masa kini. Untuk itu, PGRI secara aktif mengadakan berbagai pelatihan literasi digital, seperti penggunaan Learning Management System (LMS), pembuatan media pembelajaran interaktif, penggunaan aplikasi edukasi, hingga pemanfaatan teknologi berbasis AI untuk menunjang pembelajaran di kelas.
Pelatihan tersebut tidak hanya bertujuan melatih aspek teknis, tetapi juga mendorong guru agar mampu memilih dan mengintegrasikan teknologi secara tepat dan efektif sesuai kebutuhan peserta didik.
2. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Pemangku Kepentingan
Sinergi PGRI tidak hanya terjadi di internal organisasi, tetapi juga melibatkan berbagai pihak seperti Kementerian Pendidikan, pemerintah daerah, lembaga pendidikan tinggi, dan mitra teknologi. Melalui kolaborasi ini, PGRI berupaya memperluas akses guru terhadap fasilitas pembelajaran digital, kebijakan pendidikan yang mendukung, serta kesempatan peningkatan kompetensi melalui program-program berskala nasional.
Kolaborasi tersebut memungkinkan terjadinya percepatan transformasi digital pendidikan, sekaligus membantu pemerataan kualitas guru di berbagai daerah.
3. Mendorong Guru sebagai Inovator Pembelajaran
Guru bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga inovator yang memadukan berbagai media dan metode pembelajaran. PGRI mendorong guru untuk terus berkreasi dan mengembangkan model pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan melalui kompetisi inovasi pembelajaran, seminar kreatif, dan forum berbagi praktik baik.
Melalui wadah ini, guru dapat saling menginspirasi dan memperkaya wawasan tentang penerapan teknologi dalam pembelajaran secara maksimal.
4. Pembinaan Etika Digital dan Literasi Informasi
PGRI juga berfokus pada pembentukan karakter dan etika digital guru. Penggunaan teknologi harus disertai pemahaman mengenai etika berinternet, keamanan data, serta kemampuan memilah informasi yang valid. Dalam hal ini, PGRI memberikan pembinaan agar guru mampu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi secara bijaksana, aman, dan bertanggung jawab.
Hal ini sangat penting karena guru menjadi panutan bagi peserta didik dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital.
5. Penguatan Jejaring Profesional dan Komunitas Belajar
PGRI menyediakan ruang bagi terbentuknya komunitas belajar digital, di mana guru dapat berbagi ilmu, pengalaman, serta tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran berbasis teknologi. Jejaring ini membantu menciptakan budaya kolaboratif dan memperluas pengetahuan guru tentang inovasi digital yang terus berkembang.
Komunitas seperti ini menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kapasitas guru secara mandiri dan berkelanjutan.

